Total Tayangan Halaman

Minggu, 03 Juli 2011

penyakit kudis

Kudis – Penyakit Kulit


penyakit kulit kudis Kudis adalah penyebab kulit yang menyebabkan gatal dan sangat menular disebabkan oleh infestasi tungau Sarcoptes scabiei. Kudis disebabkan parasit tungau berkaki delapan kecil dengan ukuran hanya 1/3 milimeter dan liang ke dalam kulit untuk menghasilkan rasa gatal, yang cenderung lebih buruk di malam hari. Tungau yang menyebabkan penyakit kulit kudis dapat dilihat dengan kaca pembesar atau mikroskop. Tungau kudis merangkak tetapi tidak dapat terbang atau melompat. Mereka bergerak pada suhu di bawah 20 derajat celcius, dan mereka dapat bertahan hidup untuk waktu lama pada suhu tersebut. Maka dari itu penting untuk menjaga kelembapan kulit dari serangan penyakit kudis. Menurut catatan kutu kudis terjadi di seluruh dunia dan sangat umum sebagai penyebab penyakit kulit. Diperkirakan bahwa di seluruh dunia, sekitar 300 juta kasus terjadi setiap tahunnya.
Bagaimana Seseorang Terkena Kudis?

Modus penularan penyakit kudis melalui kontak kulit dengan kulit. Tungau Kudis sangat sensitif terhadap lingkungan mereka. Mereka hanya bisa hidup dari tubuh host untuk 24-36 jam, transmisinya melibatkan kontak orang ke orang. Kontak seksual fisik juga dapat menularkan penyakit, bahkan hubungan seksual adalah bentuk paling umum diakui menjadi penyebab penularan di kalangan anak muda yang aktif seksual, dan kudis telah dianggap menjadi penyakit menular seksual (PMS). bentuk lain dari kontak fisik, seperti memeluk ibu mereka anak-anak, cukup untuk menyebarkan tungau.

Penyakit kudis dapat tertular melalui kontak secara tidak langsung, misalnya dari sprei, baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak dengan kutu kudis berkembang biak. Oleh karena itu perlu isolasi bagi penderita kudis agar tidak menularkannya ke orang lain. Caranya dengan menjaga kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.

Dapatkah kudis disebabkan oleh penularan dari hewan peliharaan? Hewan peliharaan seperti anjing atau kucing justru terinfeksi lebih banyak oleh berbagai jenis tungau kudis, namun jenis tungau mereka berbeda dengan penyakit kudis pada manusia. Hewan bukan sumber penyebaran kudis manusia, ketika tungau kudis hewan berpindah ke manusia, mereka gagal untuk berkembang, mungkin hanya membuat gatal ringan yang akan hilang dengan sendirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar